Sunday 1 April 2018

The Hate You Give


Judul : The Hate You Give
Penulis : Angie Thomas
Tebal : 438 halaman
Penerbit : Walker Books

"What's the point of having a voice if you're gonna be silent in those moments you shouldn't be?"

Sixteen-year-old Starr lives in two worlds: the poor neighbourhood where she was born and raised and her posh high school in the suburbs. The uneasy balance between them is shattered when Starr is the only witness to the fatal shooting of her unarmed best friend, Khalil, by a police officer. Now what Starr says could destroy her community. It could also get her killed.


Review:
Buku ini sangat fenomenal. Katanya, sangat fresh. Temanya rasisme orang kulit hitam dan stereotype. Menarik sekali. Saya pikir buku-buku seperti ini harus dibaca untuk tahu soal ketidakadilan yang masih terjadi di luar sana.

Dari blurb-nya sudah jelas. Tokoh utamanya yang bernama Starr menyaksikan polisi menembak temannya tanpa alasan selain karena salah paham. Komunitas kulit hitam di tempatnya tinggal marah karena polisi itu tidak dihukum. Starr sendiri lumayan elite karena bersekolah di sekolah mahal yang banyak kulit putihnya. Dia terjebak di tengah. Dia dianggap tidak sepenuhnya kulit hitam karena sekolahnya dan juga pacarnya yang kulit putih.

Buku ini sangat jujur dan realistis. Yang paling menonjol adalah penggambaran Angie Thomas tentang komunitas kulit hitam di tempat tinggal Starr. Cara mereka berinteraksi sangat mengalir dan sehari-hari, sangat kekeluargaan seperti budaya orang kulit hitam pada umumnya. Tokohnya banyak karena memang seharusnya orang normal kenal banyak orang. Sangat realistis, pokoknya. 

Saya suka dengan dialog-dialognya. Apalagi kalau sudah menjurus ke topik yang sangat sensitif. Saya suka hubungan Starr dengan keluarganya, teman-temannya, dan pacarnya. Kesannya hangat dan akrab. Menurut saya, orang harus meniru bagaimana Starr dan pacarnya berinteraksi dengan teman-teman kulit hitam Starr. Mereka saling mengejek berdasarkan ras masing-masing, tapi mereka menganggap itu hanya lelucon dan tertawa saja. Sesuatu yang normal dan tidak ada kesan menghina. Sayangnya, dunia nyata tidak seperti itu.

Warning: Spoiler!

Tema buku ini bagus, penyampaiannya bagus, tapi saya tidak terlalu suka dengan ceritanya. Saya membaca untuk mendapatkan hiburan dan pengetahuan. Itulah kenapa saya jauh lebih suka fiksi. Sebenarnya saya sudah lumayan suka dengan jalan ceritanya, walaupun agak terlalu bertele-tele. Tapi lalu saya baca endingnya. Entah kenapa saya merasa tidak ada penyelesaian yang berarti di buku ini. Seakan semuanya sama seperti di awal cerita. Iya, saya tahu ini fiksi realistis. Di dunia nyata kejadiannya pasti berakhir begitu karena hukum selalu berpihak ke kulit putih. Tapi saya kan baca fiksi. Saya mau plot yang ada klimaks dan penyelesaiannya. Bukan sekadar narasi penulis yang ingin membuat kita sadar akan situasi orang kulit hitam. Saya sudah tahu itu. Saya butuh lebih. Itu sebabnya saya tidak puas dengan buku ini.

Saya tetap akan merekomendasikan buku ini kepada siapa pun karena pesan moral di dalamnya. Tapi, saya kurang suka dengan ceritanya.

3/5

No comments:

Post a Comment