Saturday 24 August 2013

Camar Biru


Judul : Camar Biru
Penulis : Nilam Suri
Tebal : 279 halaman
Penerbit : Gagasmedia

Dulunya mereka berempat. Naren, Sinar, Adith, dan Nina. Sebagai satu-satunya perempuan, Nina selalu menjadi orang yang dilindungi. Di sekolahnya, ia adalah si tuan putri yang cantik dan populer.

Tapi satu per satu meninggalkannya...

Naren, sang kakak meninggal dalam kecelakaan mobil yang sama dengan Nina. Kedua orang tua mereka menyalahkan Nina dan tidak mau menerima kematian sang kakak yang sempurna. Sinar, sahabat terdekat Naren merasa tidak sanggup menghadapi kehilangan itu dan memilih pergi sejauh-jauhnya. Dalam sekejap, Nina kehilangan keluarga dan Sinar, orang yang disukainya.

Hanya tersisa Adith yang selalu setia menunggu dan menjaga Nina dari belakang. Mereka pun membuat janji. Jika dalam sepuluh tahun Nina belum menemukan pasangan buat menikah, Adith akan menikahinya dengan catatan dia juga belum memiliki pasangan. Janji ini dilambangkan dengan dua camar biru dari kertas yang disimpan oleh keduanya.

Namun di samping semuanya, Nina juga punya rahasia, rahasia yang membuatnya bersembunyi di balik penampilan acak-acakan dan kesendiriannya dalam apartemen kecilnya.


Review:
Sebenarnya adik saya dulu yang membaca buku ini. Katanya bagus, jadi saya penasaran sendiri.

Saya suka konfliknya. Karakternya juga terasa real buat saya. Nina dengan kejorokan dan keceriaannya, Adith si dosen bahasa Jepang yang serius dan sangat sabar. Di awal, segalanya terlihat normal dengan rahasia yang terpendam dalam kata-kata dan masa lalu para tokoh. Lalu saat segalanya terbuka, saya langsung suka dengan mood sendu dan mellow yang diciptakan penulis dalam buku ini. Saya bisa merasakan keraguan dan kesedihan Nina. Saya mengerti mengapa ia harus bersembunyi di balik topeng yang berbeda. Karena pada dasarnya, setiap orang mempunyai topeng untuk menyembunyikan ketakutan terdalam masing-masing. Dan adegan Sinar, Nina, dan Adith di bandara... Percakapannya sedih banget, nggak tahu kenapa. Saya nangis di bagian itu.

Adith sendiri adalah tokoh sahabat yang sangat setia. Dia bahkan bisa menunggu begitu lama untuk seorang Nina. Sejak kecil dia sudah menyukai Nina, tapi terpaksa mengaku kalah terhadap Sinar. Namun, pada akhirnya kesabaran yang membuatnya memenangkan hati Nina.

Kisahnya bagus. Tapi saya tidak suka diksinya. Saya tidak begitu suka novel yang menggunakan "elo-gue" di bagian narasinya. Mengganggu dan nggak enak bacanya. Selain itu, endingnya kurang "nendang". Saya tidak ingin membaca soal kopi di epilog, saya ingin kepastian akan masa depan kedua tokohnya. Dan novelnya kurang panjang, jadi pembukaan rahasia Nina terasa terlalu cepat dan bahkan hanya disebutkan dalam satu paragraf. Saya maunya lebih kejam lagi, lebih sedih lagi. Eaaaa... pembaca sadis =.=

Bacaan selingan yang surprisingly bagus.

4/5

No comments:

Post a Comment