Monday 19 December 2011

Whitney, My Love


Judul : Whitney, My Love (Westmoreland #2)
Penulis : Judith McNaught
Tebal : 792 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
My rating : 5/5

Wow! Novel ini sangat tebal tapi tidak membosankan sih. Malah novel ini menjadi salah satu historical romance favorit saya. Dan sudah pasti saya bakal membaca karya Judith McNaught yang lain.

Cerita dimulai dengan si Whitney Stone waktu masih berusia 15 tahun. Dia gadis tomboy yang suka berkuda dan melakukan hal-hal gila lainnya. Tapi semua yang dia lakukan adalah demi menarik perhatian Paul Sevarin, pemuda yang dicintainya. Yah, nggak berhasil sih karena Paul hanya menganggapnya anak kecil yang konyol.

Hanya saja tingkahnya itu memalukan bagi ayahnya. Jadi, Whitney dikirim ke Paris untuk tinggal bersama bibi dan pamannya. Nah, di Paris ini Whitney diajari menjadi lady.

Dan dia sukses. Kebetulan saat debut, kakak salah satu temannya yang terkenal playboy juga berpengaruh bernama Nicholas duVille mengajaknya dansa. Jadi, para bujangan lain mulai memperhatikan Whitney. Mereka tertarik dengan keceriaan dan kebebasan Whitney.

Namun hati Whitney hanya untuk Paul. Dia berharap bisa pulang dan memamerkan dirinya pada Paul.

Di salah satu pesta topeng di Perancis, Whitney membuat seorang pria berjubah dan bertopeng hitam tertarik padanya. Pria itu adalah Clayton Westmoreland, Duke of Claymore. Pria itu sudah mengenal Whitney beberapa lama namun Whitney yang memiliki banyak penggemar tidak pernah memperhatikan Clayton. Jadi, di situ si duke bersikap misterius sementara Whitney sempat mengejek kalau dia nggak percaya kalau Clayton seorang duke. 

Clayton yang ingin menjadikan Whitney sebagai miliknya menyuruh orang menyelidiki keluarga Whitney. Dan ternyata ayah Whitney bangkrut. Kesempatan dong. Clayton membayar 100 ribu pounds untuk membayar utang-utang ayah Whitney dengan balasan diizinkan mendekati Whitney juga memiliki Whitney. 

Kontrak pertunangan pun ditandatangani. Clayton menyewa rumah di dekat estat ayah Whitney dan menyamar sebagai Clayton Westland, orang biasa yang bukan duke.

Whitney disuruh pulang. Dan dia pulang dengan bergaya karena disuruh ayahnya membeli gaun-gaun yang cantik. Gaun-gaun yang dibeli dengan menggunakan uang Clayton, pastinya.

Whitney yang nggak tahu kalau dia sudah ditunangkan dengan Clayton masih mengharapkan cinta dari Paul. Dan memang Paul jadi suka sama dia. Sementara itu, Clayton mendekati Whitney perlahan-lahan. Dia membiarkan Whitney memuaskan cinta monyetnya pada Paul asal tidak melanggar batas. 

Oh, my God. Saya melting di sini. Clayton itu baik banget. Pendekatannya smooth and yet dangerous. Wow! Ini duke sih seksi gila. Dia juga menghargai kecerdasan Whitney. Dia nggak peduli kalau Whitney nggak bisa menjahit atau apapun. Dia mengajari Whitney main kartu dan bersedia menemani Whitney main catur. Aihhhh!

Tapi saat Paul melamar dan Whitney memberitahu ayahnya, si ayah marah dan membeberkan semuanya. Whitney jadi benci sama Clayton karena merasa jadi budak belian. Tapi Clayton tetap sabar sampai Whitney pun akhirnya sadar kalau dia cinta sama Clayton. Dia membatalkan pertunangannya dengan Paul.

Hanya saja... kesalahpahaman membuat Clayton marah banget sama Whitney.

Oke. Ceritanya terlihat pendek. Tapi salah pahamnya banyak banget hingga buku ini jadi tebal kayak gini. Saya yang tadinya suka banget sama Clayton jadi agak bingung juga melihat sikapnya yang suka cemburu buta dan menarik kesimpulan sendiri. Mungkin memang dia sudah cinta mati sama Whitney kali ya. Sampai dia jadi gila sendiri. Tapi coba dibicarakan baik-baik toh. Kan sudah gede, jangan ngambek terus kabur dan marah-marah. Kasihan si Whitney yang jadi sasaran salah paham. Sudah jelas si Whitney itu cinta sama dia, eh malah dikira punya selingkuhan. Ya, ampun! Untung saja si Whitney bisa sabar dan memahami si Clayton. Walau Whitney agak bodoh karena cinta matinya buat si Clayton (dia sampai rela membuang harga dirinya untuk minta maaf dan bahkan nggak marah pas Clayton yang sedang cemburu melakukan itu dengan kasar atau bisa dibilang pemerkosaan) tapi saya tidak bisa komentar. Wanita zaman dulu kan nggak kayak sekarang. Diperkosa ya tinggalin saja cowoknya. Zaman dulu mana bisa. Bisa malu-maluin kalau kayak gitu. Lagipula Whitney tahu Clayton menyesal sudah "melakukan" itu sama dia. Nyesel banget sampai Clayton rela melepaskan Whitney buat nikah sama Paul dan bahkan memberi Whitney uang lebih supaya bisa hidup senang dengan si Paul yang miskin. 

Yah, kesimpulannya... Cerita ini bikin saya gemas, kesal, sedih, juga ketawa. Whitney dan Clayton yang tampak sempurna di awal jadi terlihat adatnya begitu sudah menikah. Terutama adat jeleknya Clayton. Tapi pada akhirnya selalu ada pengertian dan minta maaf yang bikin saya salut dengan Judith McNaught karena bisa menulis cerita ini. Whitney dan Clayton terasa real dengan kekurangan masing-masing. Lagipula saya memang suka banget tokoh-tokoh yang banyak kekurangan namun bersedia minta maaf dan bertanggung jawab atas kesalahannya. 

Ah, suka sama si Clayton yang bermata abu... (nggak nyambung)

Endingnya manis sekali. Terutama tentang adat istiadat para duchess Westmoreland sehabis melahirkan seorang pewaris. Saya terharu membacanya.
 
Sekilas tentang novel ini. Ternyata ini novel pertama Judith McNaught. Tapi karena novel ini banyak yang suka, penulis memutuskan menulis prekuel dan seri lanjutannya mengenai nenek moyang Westmoreland dan adik Clayton. Seri terjemahan Gramedia ini adalah versi yang sudah direvisi. Tadinya bagian ending itu nggak ada.

Such a good book. Love it so much!

Dreamer gonna go to Bali soon, yay!


:)

5 comments:

  1. Hadeuh...pengen baca buku ini entah dari kapan, tapi selalu gak lanjut karena gak nahan sm Clayton-nya yg angkuh >.<

    ReplyDelete
  2. iya, claytonnya angkuh :) tapi bikin gemes hihi^^

    ReplyDelete
  3. bacanya yg versi terjemahan GPU ya?
    Klo gak salah ingat, GPU ambil versi yg lebih soft. Di versi pertama, Clayton-nya lebih angkuh, lebih nyebelin dan waktu diperkosanya itu...beneran tega :'(

    Tapi gak tau juga yg versi GPU se-soft apa. Belum baca yg versi GPU :D

    ReplyDelete
  4. iya, terjemahan GPU... wah saya belum cek yg versi aslinya... jadi penasaran. beda sampe segitunya? claytonnya tega amat tuh...

    ReplyDelete
  5. If some one wishes expert view on the topic of blogging after
    that i recommend him/her to pay a visit this weblog, Keep up
    the fastidious job.

    Also visit my blog: home cellulite treatment

    ReplyDelete